Jakarta, 24 Februari — Kali ini kami diberi kesempatan oleh Capcom untuk mengulas Monster Hunter Wilds terlebih dahulu menjelang tanggal perilisan pada 28 Februari 2025 mendatang.
Untuk review kali ini, aku nggak akan terlalu banyak membahas soal fitur dan mekanik, karena sebagian besar sudah aku cover di konten preview awal Februari lalu. Jadi, fokus di sini lebih ke memberikan update, menambahkan beberapa hal yang mungkin terlewat, dan tentunya memberikan penilaian akhir untuk seri terbaru dari Monster Hunter.
Sebagai pemain yang tergolong baru dalam seri Monster Hunter—karena hanya memainkan World dan Rise, meskipun sempat mencoba gim Monster Hunter di PS2 dulu—kehadiran Wilds ini terasa seperti angin segar. Selain karena merupakan gim baru, ini juga pertama kalinya aku bisa memainkannya sejak awal rilis, saat hype-nya masih tinggi. Pastinya, pengalaman mabar untuk mengumpulkan berbagai materials dan decorations demi membuat build yang mantap untuk karakter kita akan semakin seru!
Nah, segitu aja buat opening dan iklannya. Kita langsung masuk aja ke review-nya let’s go, guys!
Monster Hunter Wilds Angkat Cerita yang Diperkuat Hubungan Ekologi Manusia dan Monster
Lagi-lagi, nggak banyak yang bisa aku tampilkan di sini karena NDA, dan pastinya bakal jadi spoiler. Tapi intinya, fokus utama cerita di Monster Hunter Wilds benar-benar menonjolkan hubungan ekologi antara manusia dan monster. Hal ini terutama terlihat dari perkembangan karakter Nata, bocah yang desanya diserang oleh Arkveld, monster flagship di seri ini. Secara keseluruhan, ceritanya tetap berpusat pada kita sebagai hunter yang bertugas melindungi warga desa dari serangan berbagai monster.
Meskipun di konten preview aku sempat bilang kalau secara narasi Monster Hunter Wilds bakal lebih kaya daripada sebelumnya, sebaiknya jangan berekspektasi terlalu tinggi. Pada akhirnya, Monster Hunter tetap berfokus pada monster hunting. Namun, ada perbedaan dalam interaksi dengan manusia, yang kini lebih banyak berkat kehadiran berbagai lokasi hub. Seiring berkembangnya cerita, kalian akan diperkenalkan dengan area-area baru yang memiliki konflik serta alur cerita masing-masing, yang berhubungan langsung dengan monster di area tersebut. Jadi, tidak seperti seri Monster Hunter sebelumnya, ceritanya kini tidak hanya terpusat pada satu hub saja.
Sekali lagi, kalau kalian kurang suka dengan penambahan elemen cerita dalam gim ini, tenang saja—kalian bisa skip semua cutscene dari awal sampai akhir untuk mempercepat progres hunting kalian.
Visual Lebih Matang dan Dynamic Weather Jadi Pembeda dari Seri Sebelumnya
Dari segi visual, Monster Hunter Wilds sudah jauh lebih matang dibanding sebelumnya. Jika diperhatikan lebih seksama, kini perbedaan lighting di beberapa area, khususnya di hub, terasa lebih jelas. Sekilas, mungkin grafisnya tidak menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dibanding Monster Hunter World, tetapi seri terbaru ini menghadirkan berbagai fitur menarik yang membuat visualnya secara keseluruhan terlihat lebih baik.
Salah satu peningkatan terbesar tentu saja adalah dynamic weather serta siklus siang dan malam, yang menjadi pembeda utama dibanding World, di mana dunianya terasa lebih stagnan. Perlu diketahui bahwa sistem seperti ini lebih hardware demanding dan lebih sulit untuk di-optimize dengan baik karena berpengaruh pada level of detail dunia yang dinamis. Belum lagi, dengan elemen open-world dan area yang lebih besar dibanding seri sebelumnya, performa gim juga perlu bekerja lebih keras untuk render dunia secara penuh. Setiap area memiliki karisma tersendiri—misalnya, padang pasir mungkin terasa membosankan bagi sebagian orang, tetapi area lainnya bisa saja lebih menarik dan terasa lebih luas dibanding yang sudah ada.
Dari segi performa, bermain di Full HD masih sangat aman untuk spesifikasi prosesor Intel 13th Gen 13600K, GPU 2080 Ti, dan RAM 16 GB. Namun, untuk 4K, tampaknya belum memungkinkan karena tidak bisa mencapai 60 FPS secara stabil, terutama saat bertarung melawan monster di kondisi dynamic weather yang ekstrem. Contohnya, saat melawan Uth Duna, area sekitarnya berubah menjadi banjir, yang cukup memengaruhi performa.
Jujur, aku bukan orang yang terlalu paham soal hardware, dan seharusnya spesifikasi yang aku sebutkan tadi sudah termasuk high-end. Tapi yang bisa aku pastikan, performa saat full release nanti bakal lebih baik dibanding versi Open Beta Test kemarin. Kalau mau memastikan apakah PC kalian bisa menjalankan gim ini dengan lancar, Capcom sudah menyediakan Benchmark Tool yang bisa kalian coba.
Secara pribadi, aku bukan tipe yang terlalu mementingkan grafis dan lebih mengutamakan pengalaman bermain yang nyaman. Dan sejauh ini, aku rasa Monster Hunter Wilds sudah memberikan yang terbaik. Kalau kalian masih merasa visualnya kurang maksimal, semoga ke depannya Capcom merilis semacam HD Texture Pack, seperti yang mereka lakukan pada Monster Hunter World, agar gim ini terlihat lebih menarik.
Berhasil Mengakomodasi Sisi Realistis dan Arcade-nya dari Segi Kombat
Sudah sering aku bahas bahwa Monster Hunter Wilds mengombinasikan World untuk realismenya dan Rise untuk elemen arcade-nya. Sebagai seseorang yang lebih prefer Rise dalam hal combat, aku benar-benar terpuaskan dari dua sisi tersebut di gim ini. Sebagai pengguna Dual Blades, kombatnya terasa semakin gila dan hampir tanpa henti, berkat tambahan moveset kombinasi Blade Dance dan Demon Flurry Rush, yang kini tidak hanya terbatas di satu tempat. Fitur Focus Mode untuk Wound Attacks juga terasa sangat satisfying, terutama karena membawa kembali Demon Flight dengan drop materials yang lebih rewarding. Selain itu, fitur Retargeting sangat berguna untuk memaksimalkan kombo setiap senjata.
Namun, di sini aku tidak akan membahas semua senjata, karena pengalaman dan tingkat kemahiran setiap pemain pasti berbeda-beda. Daripada aku sotoy soal senjata tertentu dan bilang tidak menarik hanya karena susah digunakan, lebih baik aku batasi pembahasan pada senjata yang memang aku gunakan. Intinya, semua senjata telah mengalami berbagai macam balancing serta tambahan movesets, yang membuatnya lebih menarik dan tentu saja membutuhkan mastering ulang dari awal untuk memaksimalkan serangan. Ini adalah langkah yang tepat untuk menjembatani pemain baru dengan berbagai fitur terbaru, sekaligus memberikan tantangan bagi para veteran melalui mekanik senjata serta monster baru yang dihadirkan.
Salah satu hal yang ingin aku soroti adalah keberadaan mount monster, yang kini dimodifikasi agar lebih masuk akal dibandingkan Clutch Claw di World, yang bisa di-abuse selama monster tidak dalam keadaan enrage. Di Wilds, kalian bisa memanjat monster dengan melompat ke badannya, lalu menggunakan senjata untuk melakukan Light atau Heavy Attack. Serangan ini akan membuka Wounds di titik serangan kalian—biasanya ada tiga titik—dan kalian bisa menggunakan Finishers untuk menyerang Wounds tersebut, mirip dengan mekanik di Focus Mode. Tapi fitur ini tidak hanya sebatas itu, karena monster juga bisa menabrakkan diri ke tembok untuk memberikan damage tambahan, seperti di World. Hanya saja, tampaknya ini lebih sulit dilakukan karena gerakan monster yang lebih tidak terduga. Silakan dikoreksi kalau ada cara pasti untuk melakukannya dengan lebih efektif.
Kehadiran senjata, armor, dan dekorasi baru pastinya akan menarik perhatian para veteran yang ingin meracik build favorit mereka untuk berbagai situasi. Inilah yang membuat playtime di gim ini bisa mencapai ratusan, bahkan ribuan jam, demi melakukan grinding untuk menemukan build yang paling optimal. Aku pribadi masih belum puas bermain karena belum menemukan kombinasi terbaik untuk Dual Blades. Mungkin nanti setelah gimnya dirilis, aku akan mencari guide untuk referensi.
Meskipun memiliki core loop yang cenderung repetitif, entah kenapa, bagi aku pribadi, Monster Hunter tidak pernah terasa membosankan meskipun dimainkan berjam-jam. Hunting materials untuk crafting senjata, armor, dan dekorasi, serta aktivitas lainnya, selalu terasa seru. Setelah mencoba Monster Hunter Wilds selama puluhan jam, aku bisa bilang bahwa aku sangat puas dengan apa yang ditawarkan oleh Monster Hunter Wilds.
Berbagai Monster Baru yang Menunggu untuk Dikalahkan
Kurang lengkap rasanya ngomongin Monster Hunter tapi tidak membahas monster-monster yang ada di dalam gim ini. Selain kehadiran monster-monster lama seperti Congalala, aku pribadi suka dengan kehadiran monster-monster baru, khususnya monster “The Black Flame” dengan tentakelnya yang baru bisa muncul di seri ini, Rey Dau dengan serangan petirnya, lalu Arkveld sebagai monster flagship juga menawarkan tantangan baru lewat “cambuk”-nya yang bisa meledak-ledak. Semuanya menambah pengalaman bermain kalian dengan sangat baik.
Ada satu detail mengenai monster yang mungkin bikin kalian cukup kecewa sama Monster Hunter Wilds. Sayangnya ini termasuk informasi yang ga boleh di-spill, jadi biarkan ini jadi misteri buat kalian para fans yang sudah menunggu-nunggu gimnya dari lama.
Overall, aku pribadi suka dengan monster-monster yang dihadirkan tapi entah kenapa Monster Hunter Wilds tuh terasa lebih “gampang” dalam tanda kutip kalo dibandingkan World atau Rise. Mungkin ini karena belum ada monster baru yang ditambahkan secara berkala lewat free updates juga sih. Misalnya monster-monster brengsek seperti Rajang atau Valstrax, mungkin bakal menjadi tambahan menarik buat selanjutnya.
Berbagai Fitur Terbaru yang Memudahkan Para Pemain
Camp bisa dibuat dengan mudah
Sekarang kalian bisa membuat camp di beberapa titik di peta tanpa perlu mengerjakan side quest seperti di seri sebelumnya.
Masak/makan bisa dilakukan di mana saja
Tidak perlu kembali ke hub atau camp untuk makan sebelum berburu. Efek makanan bisa bertahan hingga satu jam, menghemat waktu sebelum hunt.
Fast travel tetap menjadi fitur penting
Meskipun perpindahan antar-area kini lebih seamless berkat konsep open-world, fast travel tetap terasa lebih efisien untuk berpindah lokasi dengan cepat.
Auto-loot dari wound attacks
Materials drop dari serangan ke wound monster kini otomatis terambil. Meskipun sedikit mengurangi kesan immersive, fitur ini sangat menghemat waktu dan memastikan tidak ada material yang tertinggal saat berburu.
Fitur autotrack dari Seikret
Menghilangkan masalah nyasar seperti di Monster Hunter World. Level desain area kini lebih eksploratif tanpa harus terlalu mempertimbangkan navigasi manual, karena fitur autotrack membantu pemain menemukan jalannya.
Membawa dua senjata saat hunt
Seikret memungkinkan kalian membawa dua senjata dalam satu hunt, sangat berguna untuk berburu monster secara terus-menerus. Namun, dalam praktiknya, fitur ini masih terasa kurang fleksibel. Banyak pemain, termasuk aku, masih memilih bertahan dengan satu senjata meskipun elemennya tidak cocok, demi menjaga tempo permainan.
Trap bisa diambil kembali
Kini kalian bisa mengambil kembali trap yang sudah dipasang. Fitur kecil tapi berguna, menghilangkan rasa kecewa saat monster melewati trap tanpa terkena jebakan.
Item wheel yang lebih intuitif
Sistem baru memungkinkan penggunaan item yang direkomendasikan secara otomatis untuk healing atau menghilangkan status effect. Tidak perlu lagi scrolling jauh-jauh untuk mencari Potion atau Mega Potion, karena sistem akan memilih item yang sesuai dengan kebutuhan HP kalian. Berlaku juga untuk status effect seperti poison atau blight—cukup dengan satu gerakan analog, efek negatif langsung hilang.
AI NPC Sang Penyelamat Pemain Solo
AI NPC kembali hadir di Monster Hunter Wilds setelah pertama kali diperkenalkan di Monster Hunter Rise: Sunbreak, kali ini dengan mekanik yang lebih matang dan sangat membantu bagi pemain yang bermain solo. Mereka tidak hanya sekadar mendukung dalam berburu, tetapi juga memberikan support healing, membuat mereka jauh lebih reliable dibandingkan pemain manusia yang terkadang menjadi beban. Selain itu, AI NPC ini sangat sulit mati, sehingga dari beberapa Quest Failed yang aku alami, hampir semuanya disebabkan oleh karakternya sendiri atau pemain lain yang gugur, bukan karena AI NPC.
Keberadaan AI NPC juga sangat berguna untuk mengisi kekosongan sebelum hunter lain menerima panggilan SOS Flare. Jika koneksi internet kalian buruk dan menyebabkan party bubar di tengah perburuan, AI NPC akan langsung menggantikan anggota yang keluar, sehingga proses berburu tetap bisa berlanjut tanpa harus memulai ulang. Ini menjadi solusi yang sangat efektif untuk mengatasi kendala yang sering terjadi di Monster Hunter World dan Rise, terutama saat menghadapi monster sulit seperti Kushala Daora.
Dengan sistem multiplayer berbasis SOS Flare yang sudah solid sejak Monster Hunter World, kehadiran AI NPC kini semakin menyempurnakan pengalaman bermain. Jadi, buat kalian yang ragu bermain karena tidak punya teman, jangan khawatir—bermain solo tetap sangat memungkinkan dan tetap terasa menyenangkan di Monster Hunter Wilds.
Siap Hunting Lagi dari Pagi Sampai Malam!
Secara keseluruhan, baik dari sisi positif maupun negatif, pada akhirnya Monster Hunter Wilds tetaplah sebuah Monster Hunter. Tidak peduli bagaimana pun perubahan yang ada, para penggemar pasti akan tetap memainkan dan meramaikan Monster Hunter Wilds hingga ratusan atau bahkan ribuan jam ke depan. Saat ini, aku masih berada di HR 80 dan seharusnya bisa menyentuh HR 100 lebih jika saja tidak harus me-review Like a Dragon: Yakuza Pirate in Hawaii, yang jadwalnya saling berdekatan.
Aku sangat puas dengan apa yang dihadirkan Capcom dan sangat menantikan berbagai konten baru yang akan datang. Masih banyak tambahan yang bakal dirilis melalui Free Updates berkala, termasuk kehadiran monster seperti Mizutsune yang sebelumnya muncul di Monster Hunter Rise. Belum lagi, tahun depan kemungkinan besar akan ada ekspansi baru yang akan membawa lebih banyak konten menarik, membuat Monster Hunter Wilds terasa seperti baru lagi. Rasanya sudah tidak sabar untuk menggagalkan banyak quest pemain lain karena aku mainnya cupu, hahahaha.
Sebagai penutup, aku sangat merekomendasikan Monster Hunter Wilds untuk para veteran, meskipun mungkin terasa lebih mudah dibanding seri sebelumnya. Namun, justru karena lebih mudah ini, para pemain baru juga seharusnya bisa lebih tertarik untuk mencoba Monster Hunter dengan segala perubahan yang dihadirkan. Tidak perlu buru-buru membeli saat rilis, karena harga gim ini pasti akan lebih ramah di kantong di kemudian hari. Lagipula, gim ini kemungkinan besar akan tetap relevan dan terus berkembang hingga tahun depan.
Gimana pendapat kalian tentang gim ini, guys?